"Pengawas: Setengah Mati Kita Cari Tukang"
BAUBAU - Pekerjaan Proyek Pembangunan Ruang Kelas Baru (RKB) beserta perabotnya SD Negeri 1 Katobengke bersumber dari Dana Anggaran Khsusus (DAK) yang dikerjakan CV Wahdah Sultra Berkarya segera berakhir masa kontraknya.
Pada nomor kontrak 009/Kontrak/tender-kontruksi/dak/Dikbud/VII/2024, pekerjaan tersebut berjalan sejak 16 Juli 2024 dan akan berakhir 12 Desember 2024 dengan nilai kontrak Rp. 2.133.850.400 atau dua milyar seratus tiga puluh tiga juta delapan ratus lima puluh ribu empat ratus rupiah.
Dari pantauan dilapangan, Sampai dengan hari ini, Senin (09/12/2024) terlihat bangunan dua lantai tersebut terlihat masih belum rampung 100% seperti pemasangan tegel, Pintu maupun jendela yang belum terpasang padahal kalau dihitung waktu pekerjaan sisa 3 hari
Ansar sebagai pengawas saat ditemui mengatakan jika pihaknya sudah mengajukan tambahan waktu untuk memperpanjang jadwal pekerjaan.
"kita sudah mengajukan tambahan waktu pekerjaan ini, " ucapnya.
Keterlambatan ini kata Ansar karena para pekerjanya beberapa kali mengalami sakit hingga pekerjaan terlambat.
"namanya manusiakan ada sakitnya juga, waktu kerja ini kadang mereka (pekerja) sakit akhirnya terlambat kerjaan selesai, "ungkapnya.
Ansar menceritakan jika pembongkaran bangunan lama membuat pekerjaan sampai terlambat dikerjak
"waktu itu setengah matinya juga alat berat bergerak untuk bongkar ini bangunan, kita bongkar dulu pagar sebagian supaya alat berat bisa masuk baru lanjut bongkar bangunannya ini, "tuturnya.
Ansar juga menambahkan jika Keterlambatan Bahan-bahan juga menjadi faktor hambatan sehingga proyek ini tidak bisa diselesaikan tepat waktu.
"kadang pasir juga terlambat masuk setengah mati kita cari, kemudian materialnya ini mobil masuk ini kecil tempatnya jadi susah kita simpan bahan, " jelasnya.
Selain Faktor Kesehatan dan material, Ansar juga mengaku kesulitan mendapatkan tukang yang berasal dari warga sekitar untuk dipekerjakan.
"kita cari-cari tukang disini (warga lokal) tapi setengah mati kita dapat, "tambahnya.
Saat ditanya soal pekerja lokal Ansar mengaku telah mempekerjakan warga sekitar lokasi proyek namun tidak mengetahui nama pekerjanya.
"Ada warga di sekitar sini yang kerja, tapi saya tidak tahu siapa namanya itu, " ujarnya.
Pernyataan Ansar bertolak belakang dengan pengakuan sejumlah warga dan beberapa kali jurnalis ini berkunjung tidak pernah melihat warga lokal yang dimaksud. Hal ini juga sama dengan penyampaian warga sekitar.
"tidak ada yang kerja disitu (warga lokal), " ujar beberapa warga saat ditemui jurnalis dari media ini.
Salah seorang warga juga mengaku pernah menawarkan pembongkaran atap saat awal-awal pekerjaan agar dikerjakan warga sekitar, namun pihak kontraktor tidak mengizinkan.
"iya waktu itu kita tawar untuk kerja bongkar itu atap tapi mereka tidak maukan, " ujarnya.
Ansar memberikan klarifikasi atas hal tersebut jika pihaknya juga sudah mempekerjakan warga lokal.
"bukan, tapi tidak taumi itu hari atapnya itu", ungkapnya